Olah Pernapasan | Ketenangan Diri | Puasa Dan Kekuatan Fisik | Meditasi

Senin, 05 September 2011

Puasa dan Kekuatan Fisik (2)

Luar Biasa

Hingga pada suatu saat remaja itu datang pada saya. Ia menanyakan apa hubungannya antara puasa dengan kekuatan supra yang kemudian muncul itu. Maka saya menjawab “saya juga pernah dibuat penasaran oleh seorang yang sudah tua (berumur 67 tahun) yang sanggup mematahkan beton cor yang sudah satu tahun berukuran 10 cm x 80 cm x 8 cm hanya dengan tangannya yang terkesan main-main”.
Kisahnya berawal ketika saya berlatih power dan saya gagal mematahkan beton cor yang sama dengan yang dipatahkan oleh orang tua tersebut. Kemudian orang tua itu menawarkan jasa untuk membantu.
Sudah barang tentu saya tertawa “bagaimana mungkin , saya saja yang saat itu menyantap latihan fisik saja tak mampu melakukan (mematahkan) beton cor itu, apalagi seorang kakek yang sudah berumur 67 tahun itu, tangannya saja terlihat terlalu lemah untuk berbenturan dengan benda keras”.

Belum selesai saya menertawakannya, orang tua itu menempelkan genggaman tangan di mulutnya. Dari bibirnya saya mendengar lirih “Assalamualaikum....dst”.
Lalu dengan mudah beton cor berukuran 10 cm x 80 cm x 8 cm itu patah dan hancur. Anehnya , ayunan tangan saat mematahkan beton cor itu sangat santai tetapi dapat menimbulkan daya pukul yang sangat luar biasa.
Ketika saya meminta orang tua itu mengulangi sampai tiga kali, yang ketiganyapun beton cor itu dapat dipatahkan dengan mudah.

Maka sayapun segera bertanya pada orang tua tersebut “Apa sebenarnya wujud di balik tangannya yang nampak lemah tersebut ?”. Orang tua itu menjelaskan pada saya dan intinya untuk dapat melakukan seperti yang ia lakukan harus melakukan puasa 40 hari.

Lantas, apa manfaat puasa jika dihubungkan dengan kekuatan fisik seseorang, padahal secara logika puasa justru mengurangi gizi ? Sementara aktivitas fisik banyak ditentukan dari kebutuhan gizi.

Punya Manfaat
Nilai lebih dari berpuasa tentu tergantung dari sudut pandang cara melihatnya.
Imam Asy Syafi'i mengatakan, berpuasa atau menghindari (mengurangi) rasa kenyang adalah membebaskan orang dari kebiasaan lemah dalam beribadah. Bahkan juga dijelaskan, dengan berpuasa seseorang akan terhindar dari beratnya badan, kerasnya hati, tumpulnya pikiran dan kebiasaan menuruti rasa ngantuk.

Dari hasil penyelidikan ilmiah yang dilakukan oleh Mc Cay terhadap binatang (tikus), kemudian ditulis oleh Dr Joan Gomez, dalam buku yang berjudul "How Not Die Young" menyatakan bahwa "...binatang (tikus) yang dikurangi jumlah makannya ternyata lebih lamban mengalami proses penuaan...". Bahkan binatang (tikus) tersebut memiliki umur yang lebih panjang dua kali lipat dibandimgkan dengan binatang (tikus) yang diumbar makannya.

Sementara, binatang (tikus) yang dikurangi makannya memperlihatkan kelincahan dan awet muda pada usia setengah baya.
Dalam percobaan lain terbukti bahwa binatang (tikus) yang tidak diberi makan 2 hari dalam satu minggu lebih memiliki umur 60 persen lebih panjang.

Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa "menahan diri dari kelebihan makan  juga memiliki manfaat yang besar, sekalipun usia manusia telah mencapai kematangan diri dan mampu untuk berlebihan dalam makan".


(bersambung bagian 3/ketiga)

Puasa dan Kekuatan Fisik Bagian ke 1 | Bagian ke 2 | Bagian ke 3

Tidak ada komentar:

Mersudi Patitising Tindak, Pusakane Titising Hening - Ismail Wiroprojo